Senin, 21 November 2011

Pengaruh Iklim terhadap Evolusi Manusia

Jumat, 11 Februari 2011 - Anda mungkin tahu mengapa bentuk dan ukuran hidung orang Eropa berbeda dengan orang di wilayah Asia. Ya semua itu dipengaruhi oleh faktor lingkungan yaitu iklim. Dari contoh sederhana tersebut, kita dapat mengetahui bahwa iklim sangat berpengaruh pada evolusi manusia.

Laporan penelitian NRC (National Research Council) terbaru dari AS memeriksa bukti fauna dan iklim purba yang berada di balik hipotesis bahwa perubahan iklim bumi di masa lalu telah mempengaruhi evolusi kita. Hal ini karena sejumlah penelitian sebelumnya telah menemukan bahwa pergeseran iklim besar di masa lalu bumi seringkali disertai dengan pertukaran fauna yang sangat tinggi, kepunahan massal mendadak, munculnya spesies-spesies baru dan inovasi-inovasi baru pada fisik dan fisiologi mahluk hidup.

Ambil contoh peristiwa perubahan iklim besar 34 juta tahun lalu. Saat itu Bumi mendingin dengan cepat dan benua Antartika terbentuk. Banyak taksa mahluk hidup yang muncul saat ini juga teradaptasi untuk hidup dalam lingkungan baru yang lebih dingin, lebih cepat berubah dan padang rumput yang kering.


1.9 juta tahun lalu, Homo erectus pertama kali muncul. Ia adalah spesies manusia purba pertama yang mirip dengan manusia modern. Otaknya besar, pola gigi yang sama dan bentuk tubuh yang relatif sama. 1.6 juta tahun yang lalu, atau 300 ribu tahun kemudian, peradaban batu Acheulean muncul termasuk ditemukannya kapak genggam dua sisi. Periode ini juga disertai dengan migrasi besar-besaran keluar dari Afrika menuju Eropa dan Asia Selatan.

Di masa ini pula, iklim di Afrika berubah. Antara 1.8 hingga 1.6 juta tahun lalu, iklim Afrika berubah menjadi tak teramalkan, dingin dan panas bergantian secara mendadak. Menurut para ilmuan, perubahan ini terjadi tiap 20 ribu tahun di masa tersebut. Ini berarti 20 ribu tahun panas sekali, kemudian 20 ribu tahun dingin sekali, begitu seterusnya. Periode 20 ribu tahun sendiri merupakan periode presesi orbit bumi.

Sekarang pola iklim di Afrika memang masih berubah. Ia telah berganti-ganti panas dingin sejak 5 juta tahun terakhir. Walau begitu, perubahan iklim yang terjadi tidak seekstrim 1.8 hingga 1.6 juta tahun lalu. Sungguhpun demikian, pola yang terjadi sekarang sudah cukup seram bagi kita. 15 ribu hingga 5 ribu tahun lalu, gurun Sahara adalah hutan belantara dengan danau besar dan fauna melimpah ruah. Sekarang lihatlah. Jangan terlalu menyalahkan manusia. Sebagian hal ini disebabkan oleh pola perubahan iklim dengan periode 20 ribu tahun.

Pada masa panasnya, angin debu menyapu Afrika. Angin debu besar ini mulai muncul 2,8 juta tahun lalu, tapi seperti yang telah kita duga, ia paling besar antara 1.8 dan 1.6 juta tahun lalu. Dan tebak dimana daerah yang paling parah mengalami kekeringan? Jawabannya adalah Afrika Timur.

Sebagaimana kita tahu, leluhur manusia modern berasal dari Afrika Timur. Bukan hanya leluhur manusia modern, namun sejumlah manusia purba lainnya. Sekarang kita bisa menduga, seperti para ilmuan, bahwa leluhur kita bisa sampai ke Indonesia dan bagian lain dunia ini gara-gara takut dengan angin debu. Berjalan kaki sambil menetap sementara waktu dalam perjalanan darat dari Afrika Timur ke Indonesia memakan waktu jutaan tahun. Hal ini cukup membuat sejumlah tampilan morfologis dan fisiologis leluhur manusia modern berubah menjadi sekarang.

Hasil penelitian NRC membuktikan kebenaran hipotesis ini. Perubahan iklim besar di Afrika Timur membawa pada spesiasi, kepunahan, perubahan morfologi dan perilaku leluhur kita. Iklim ganas ini membentuk kita sebagai manusia seperti sekarang. Kita adalah anak-anak badai.

Dengan adanya penemuan ini, para ilmuan mencoba melanjutkan dengan mempelajari pengaruh perubahan iklim drastis pada fauna lainnya. Dengan manusia sudah, sekarang dengan hewan mana lagi? Well, ada banyak sekali fauna di Afrika dan para ilmuan bisa mengocok kartu remi bergambar spesies untuk mencabut satu dan mengatakan : Hei, spesies ini yang akan jadi proyek ilmiah kita selanjutnya. Let’s go!



Referensi :
National Research Council. 2010. Understanding Climate’s Influence on Human Evolution. Washington: National Academic Press
J. Zachos et al, 2001. Trends, Rhythms, and Aberrations in Global Climate 65 Ma to Present. Science 292, 686
P.B. deMenocal, 2004. African climate change and faunal evolution during the Plio?Pleito- cene. Earth Planet Sci. Lett. 220, 3
P.B. deMenocal, et al. 2000. Cultural responses during the late Holocene. Quot. Sci. Rev. 19, 347
M.A. Maslin, M.H. Trauth. 2009. Plio-Pleistocene East African Pulsed Climate Variability and Its Influence on Early Human Evolution. Dalam The First Humans: Origin and Early Evolution of the Genus Homo, F.E. Grine et al., Eds. Dordrecht, Belanda: Springer.

Sumber :
http://www.faktailmiah.com/2011/02/11/pengaruh-iklim-terhadap-evolusi-manusia.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar